ILMU LADDUNI 2
Dalam
khasanah makrifat, pejalan spiritual akan bersinggungan dengan istilah ILMU
LADUNI. Yaitu pengetahuan yang diperolehi tidak melalui proses kegiatan belajar
mengajar dan membaca buku-buku, namun melalui PANDANGAN MATA HATI YANG DITERIMA
LANGSUNG DARI ALLAH.
Tuhan
hanya bisa dikenal jika Dia sendiri berkehendak untuk dikenali. Jika Dia ingin
memperkenalkan Diri-Nya kepada hamba-Nya maka hati hamba itu akan dipersiapkan
untuk dilakukan pembersihan. Selanjutnya, Hati hambanya tersebut diterangi
dengan CAHAYA atau Nur-Nya. Nur-Nya adalah kendaraan bagi hati untuk sampai ke
SISI-Nya.
HATI
ADALAH BADAN DAN RUH ADALAH NYAWANYA. RUH PULA YANG LANGSUNG TERKAIT DENGAN
TUHAN DAN KETERKAITAN ITU DINAMAKAN AS-SIR (RAHASIA). RUH ADALAH NYAWANYA HATI
DAN SIR ADALAH NYAWANYA RUH. BOLEH JUGA DIKATAKAN BAHWA HAKIKAT HATI ADALAH RUH
DAN HAKIKAT RUH ADALAH SIR. SIR ATAU RAHASIA YANG SAMPAI KEPADA TUHAN DAN SIR
YANG MASUK KE HADRAT-NYA. SIR INILAH MAMPU UNTUK YANG MENGENAL ALLAH KARENA SIR
ADALAH HAKIKAT SEMUA YANG BERWUJUD.
Cahaya
Ilahi menerangi hati, ruh dan Sir. Cahaya Ilahi akan membuka hakikat-hakikat.
Amal dan ilmu tidak mampu menyingkap rahasia hakikat-hakikat. Cahaya Ilahi
berperanan menyingkap tabir hakikat. Orang yang mengambil hakikat dari buku
atau memahami dari ucapan orang lain belumlah dikatakan mengetahui hakikat yang
sebenarnya. Mereka hanyalah menyangka atau mengkhayal sudah mengetahui hakikat
padahal sesungguhnya belum.
Hakikat
akan diketahui apabila seseorang gigih mendalami pengetahuan tentang hakikat
dari perenungan-perenungannya sendiri (berarti dia menggunakan akalnya
sebagaimana yang dianjurkan Tuhan dalam agama) dan kemudian mempraktekkannya
dalam perbuatan sehari-hari dengan mempertimbangkan dengan hati nuraninya.
Ditambah dengan memohon ampunan, memuji Nama Tuhan sebagai pembersih hati.
Kemudian bersabar menanti hadirnya sinar kebijaksanaan sambil terus juga
berharap.
Alam ini
pada hakikatnya adalah gelap. Alam menjadi terang karena ada kenyataan Tuhan
padanya. Misalnya kita berdiri di atas puncak sebuah bukit pada waktu malam
yang gelap gelita. Apa yang dapat dilihat hanyalah kegelapan. Apabila hari
siang, matahari bersinar, akan terlihat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang menghuni
bukit itu. Yang terlihat di atas bukit itu menjadi nyata karena diterangi oleh
cahaya matahari. Cahaya mewujudkan yang gelap menjadi benda-benda yang nyata.
Sesungguhnya
cahaya hanya satu jenis saja dan datangnya dari sumber yang satu jua. Begitu
juga halnya pandangan mata hati. Mata hati melihat banyaknya hakikat karena banyaknya
hakikat yang tercermin dari ragam Cahaya Ilahi, sedangkan Cahaya Ilahi
datangnya dari cahaya yang satu yang bersumberkan Zat Yang Maha Esa.
Kegelapan
yang menutupi mata hati menyebabkan hati terpisah daripada kebenaran. Hatilah
yang tertutup sedangkan kebenaran tidak tertutup. Dalil atau bukti yang dicari
bukanlah untuk menyatakan kebenaran tetapi untuk mengeluarkan hati dari lembah
kegelapan kepada cahaya yang terang benderang. Cahayalah yang menerangi atau
membuka hijab hati.
Nur Ilahi
adalah cahaya yang menerangi hati dan mengeluarkannya dari kegelapan serta
membawanya untuk menyaksikan sesuatu dalam keadaannya yang asli. Apabila cahaya
Ilahi sudah membuka tirai dan cahaya terang telah bersinar maka mata hati dapat
memandang kebenaran dan keaslian yang selama ini disembunyikan oleh alam nyata.
Semakin terang cahaya Ilahi yang diterima oleh hati akan menambah jelas
kebenaran yang dapat dilihatnya.
Pengetahuan
yang diperolehi melalui pandangan mata hati yang bersumber dari Cahaya Ilahi
dinamakan ILMU LADUNI ATAU ILMU YANG DITERIMA DARI ALLAH SWT SECARA LANGSUNG.
KEKUATAN ILMU YANG DIPEROLEHI BERGANTUNG KEPADA KEKUATAN HATI MENERIMA CAHAYA
ILAHI.
Para
pejalan spiritual awal yang hatinya belum cukup bersih, maka cahaya Ilahi yang
diperolehinya tidak begitu terang. Oleh itu ILMU LADUNI yang diperolehinya
masih belum mencapai peringkat yang halus. Pada tahap ini hati terkadang masih
mudah goyah dan sewaktu-waktu mengalami kekeliruan. Kadang-kadang hati masih
cenderung menuju yang samar-samar dan abu-abu.
Orang
yang tataran spiritualnya pada peringkat ini memang perlu mendapatkan bimbingan
dan penjelasan dari ahli makrifat yang ilmunya lebih tinggi. Apabila hatinya
semakin bersih cahaya Ilahi semakin bersinar meneranginya dan dia mendapat ilmu
yang lebih jelas. Lalu hatinya menghadap kepada yang lebih benar, sehinggalah
dia menemui kebenaran hakiki.
TERBUKANYA
MATA HATI MEMPERLIHATKAN KEPADA ANDA AKAN KEBERADAAN ALLAH. KESAKSIAN MATA HATI
MEMPERLIHATKAN KEPADA ANDA KETIADAAN DIRI SELAIN WUJUD NYA. KESAKSIAN HAKIKI
MATA HATI MEMPERLIHATKAN KEPADA ANDA BAHWA HANYA TUHAN YANG WUJUD, TIDAK
TERLIHAT LAGI KETIADAAN DAN WUJUD ANDA.
Apabila
hati sudah menjadi bersih maka hati akan menyinarkan cahayanya. Cahaya hati ini
dinamakan Cahaya Qalbu. Ia akan menerangi AKAL lalu AKAL dapat memikirkan dan
merenung tentang HAKIKAT KETUHANAN yang menguasai alam dan juga dirinya
sendiri. Renungan akal terhadap dirinya sendiri membuatnya menyadari perjalanan
hal-hal ketuhanan yang menguasai dirinya. Kesadaran ini membuatnya merasakan
dengan mendalam betapa dekatnya ALLAH dengannya.
Lahirlah
di dalam hati nuraninya perasaan bahwa DIA sentiasa mengawasi gerak-gerik kita,
mendengar pembicaraan dan mengetahui bisikan hati kita. Jadilah dia seorang
yang CERMAT, ELING DAN WASPADA.
Di antara
sifat yang dimiliki oleh orang yang sampai kepada MARTABAT ini ialah:
- CERMAT DALAM MELAKSANAKAN HUKUM TUHAN.
- HATI TIDAK CENDERUNG KEPADA HARTA, CUKUP DENGAN APA YANG ADA DAN BAHAGIA BILA BISA MEMBANTU ORANG LAIN DENGAN HARTA YANG DIMILIKINYA.
- BERTAUBAT DENGAN SEBENARNYA (TAUBAT NASUHA) DAN TIDAK KEMBALI LAGI KEPADA KEJAHATAN.
- RUHANINYA CUKUP KUAT UNTUK MENANGGUNG KESUSAHAN DENGAN SABAR DAN BERTAWAKAL
- KEHALUSAN RUHANINYA MEMBUATNYA MERASA MALU KEPADA TUHAN DAN MERENDAHKAN DIRI KEPADA-NYA SAJA.
Orang
yang taat kepada perintah-NYA senantiasa kuat melakukan ibadah dan meningkatlah
kekuatan ruhaninya. Dia akan kuat untuk menyerahkan semua urusan kehidupannya
kepada TUHAN saja. Dia tidak lagi takut apapun yang menimpanya. Dia tidak lagi
tergantung kepada sesama makhluk. Hatinya teguh dan ikhlas dengan semua
ketentuan-NYA.
BAHAYA
dan BENCANA SEHEBAT APAPUN tidak lagi menggugat imannya dan KENIKMATAN DUNIA
tidak lagi menggelincirkannya. Baginya SUKA dan DUKA, BENCANA dan KEBERUNTUNGAN
sama saja, karena ini takdir yang SUDAH DITENTUKAN TUHAN untuknya dan
takdir-NYA kepada kita pasti yang terbaik.
Orang
yang seperti ini sentiasa di dalam penjagaan TUHAN karena dia telah menyerahkan
dirinya kepada TUHAN juga. TUHAN menganugerahi orang ini dengan kemampuan untuk
melihat dengan mata hati dan bertindak melalui Petunjuk Laduni, tidak lagi
melalui pikiran, kehendak diri sendiri atau angan-angan. Pandangan mata hati
kepada hal ketuhanan memberi kesan kuat kepada hatinya (kalbunya). Dia
mengalami suasana yang menyebabkan dia menafikan perwujudan dirinya dan
diisbatkannya kepada Wujud ALLAH.
Suasana
ini timbul akibat hakikat ketuhanan yang dialami oleh hati.. Dia MERASAKAN
benar-benar akan keesaan Allah bukan sekadar mempercayainya. Hakikat
sesungguhnya hanya bisa dialami dengan mata hati. Mata hati melihat atau
menyaksikan keesaan TUHAN dan hati merasakan akan keadaan keesaan itu. Mata
hati hanya melihat kepada Wujud-NYA, tidak lagi melihat kepada wujud dirinya.
Orang
yang di dalam suasana seperti ini telah transenden dari sifat-sifat
kemanusiaan. Orang yang mencapai tingkat ini dikatakan telah mencapai maqam
TAUHID SIFAT. Hatinya jelas merasakan bahawa tidak ada yang berkuasa melainkan
DIA dan segala sesuatu datangnya dari ALLAH.
Yang
perlu digarisbawahi, bahwa perjalanan spiritual manusia akan melalui beberapa
tingkatan dalam proses mengenal Tuhan. Pada tahap pertama terbuka mata hati dan
cahaya Qalbu memancar menerangi akalnya. Seorang yang akalnya diterangi cahaya
Qalbu akan melihat betapa dekatnya TUHAN. Dia melihat dengan ilmunya dan
mendapat keyakinan yang dinamakan ILMUL YAQIN.
Pada
tahap keduanya mata hati yang telah terbuka. Seseorang tidak lagi melihat
dengan mata ilmu tetapi melihat dengan mata hati dan mata hati memandang itu
dinamakan KASYAF. KASYAF MELAHIRKAN PENGENALAN ATAU MAKRIFAT. Seseorang yang
berada di dalam maqam makrifat dan mendapat keyakinan melalui kasyaf dikatakan
memperolehi keyakinan yang dinamakan AINUL YAQIN. Pada tahap AINUL YAQIN
seseorang telah menceburkan diri di wilayah kegaiban segala sesuatu termasuk
dirinya sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar